Cap Korut Sebagai Negara Sponsor Terorisme, AS Punya Maksud Tertentu - Situs Berita Terbaru Nasional dan Internasional | Koran Onlinez

Breaking

RAJADOMINO88

Cap Korut Sebagai Negara Sponsor Terorisme, AS Punya Maksud Tertentu

Cap Korut Sebagai Negara Sponsor Terorisme, AS Punya Maksud Tertentu

Koran Onlinez - Banyak yang mengira bahwa keputusan Donald Trump yang memasukkan Korea Utara (Korut) ke dalam daftar negara sponsor terorisme itu sebagai dalih Amerika Serikat (AS) untuk menyerang negara komunis yang di pimpin oleh diktator muda Kim Jong-un. Keputusan trump ini di dukung juga oleh Korea Selatan dan Jepang.

Pemerintah Korea Selatan percaya pemberian predikat negara sponsor terorisme terhadap Korut akan memaksa rezim Kim Jong-un duduk ke meja perundingan untuk mewujudkan denuklirisasi semenanjung Korea.

Namun, komunitas ahli tidak setuju dengan anggapan bahwa langkah itu akan membantu mendorong dialog antara AS dan Korea Utara.

”Ini akan membuat jalur diplomatik menjauh lebih jauh, dan saya khawatir tidak akan membantu situasi ini,” kata Sourabh Gupta, pakar kebijakan strategis dan ekonomi Asia Pasifik, kepada Russia Today, Selasa (21/11/2017).

“Ini hanya langkah lebih sedikit lagi yang membuka jalan bagi aksi militer. Itu hanya membuat jalan menuju diplomasi yang jauh lebih sulit untuk dicapai. Bahkan pembicaraan tentang perundingan untuk sampai ke meja perundingan macet pada saat ini. Label semacam ini tidak akan memberikan bantuan apa pun,” ujar Gupta.

”Saya percaya alasan mengapa kita melihatnya pada saat ini lebih sesuai dengan fakta bahwa Amerika Serikat frustrasi karena tidak dapat mewujudkan perubahan yang ingin dilihatnya di Korea Utara tanpa tindakan militer,” imbuh Eric Sirotkin, seorang pengacara HAM, kepada Russia Today. 

“Tindakan militer bukanlah pilihan, dan karena itu ingin tampil seperti mengambil tindakan lebih lanjut, namun gagasan sanksi tambahan ini mungkin sedikit berongga karena ada begitu banyak tindakan yang sekarang ada.  Sehingga saya tidak melihatnya hal itu membuat perbedaan,” papar Sirotkin.

Baca juga :
Tekan Konflik, AS Masukkan Korut Kedalam Daftar Negara Sponsor Terorisme

Para ahli juga membantah klaim Washington bahwa Korea Utara mensponsori terorisme internasional. Satu-satunya kasus yang bisa dibilang mendukung klaim ini, kata Gupta, adalah pembunuhan Kim Jong-nam, saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, di bandara Kuala Lumpur pada 13 Februari lalu.

”Saya berasumsi bahwa dia (Trump) telah melakukannya terutama karena serangan Kim Jong-un yang dikoordinasikan pada saudara tirinya, mengenai pembunuhan dia di bandara Malaysia dengan menggunakan racun kimia terlarang,” ujar Gupta.

”Ini adalah sesuatu yang telah lama bekerja. Sudah ada keinginan politik di Washington untuk terjun dari jalur ini,” imbuh dia.

Sirotkin juga percaya bahwa tidak ada bukti yang akan membenarkan pemerintahan Trump untuk menempatkan Pyongyang dalam “daftar hitam”-nya.

”Gurauan tentang istilah terorisme banyak karena membuat orang takut. Ini adalah kata buzz sejak Perang Dingin untuk membenarkan tindakan militer tertentu dan tindakan lainnya. Tapi terus terang, peruntukan tersebut melanggar undang-undang yang menyatakan bahwa berdasarkan hal tersebut, yang mengharuskan adanya dukungan berulang untuk tindakan terorisme internasional yang disponsori oleh negara,” kata Sirotkin.

"Dengan melakukan itu, kita dihadapkan pada situasi di mana tidak ada bukti semacam itu yang melawan Korea Utara. Kita bisa tidak setuju dengan HAM mereka; kita bisa percaya pada non-proliferasi senjata nuklir, namun kenyataannya tidak memenuhi definisinya.”

Sementara itu, Pyongyang belum secara resmi menanggapi keputusan Trump yang memasukkan Korut dalam daftar negara sponsor terorisme.

Para ahli justru percaya langkah Trump akan membuat ketegangan di semenanjung Korea menjadi lebih buruk.

”Saya merasa dalam beberapa bulan ke depan situasinya akan menjadi sangat, sangat sulit, hanya karena administrasi Trump saat ini percaya bahwa pengungkitannya akan diabaikan saat Korea Utara memiliki ICBM dengan hulu ledak nuklir yang dapat dikirim,” kata Gupta.

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad